Kamis, 10 Maret 2016

Photograph~Ed Sheeran

My Fairytale:
Kasih,
Terkadang,
orang yang paling sering membuatmu menangis dan bersedih
adalah orang yang paling sering pula membuatmu tersenyum,
bahkan tertawa.. 
Orang yang sangat peduli,
sangat mencintaimu..
Yaa..
Kasih,
Karena terkadang cinta bisa membuatmu sakit..
Tapi Kasih,
Cinta juga kan selalu bisa menyembuhkan,
menyembuhkan jiwamu yang patah,
jatuh, hancur..
Kasih,
aku janji segalanya akan selalu lebih mudah
bila kita selalu bersama..
Simpanlah aku selalu,
di dekat detak jantungmu..
Kau tak akan pernah sendiri(lagi),
aku disini,
akan selalu menemani langkahmu
tak kan pernah melepaskanmu..
Kau adalah rumahku,
ijinkan aku untuk selalu pulang,
kapanpun..



Loving can hurt, loving can hurt sometimes
(Mencinta bisa menyakiti, mencinta kadang bisa menyakiti)
But it's the only thing that I know
(Tapi itu satu-satunya yang kutahu)
When it gets hard, you know it can get hard sometimes
(Saat keadaan terasa sulit, kau tahu kadang itu bisa terasa sulit)
It is the only thing that makes us feel alive
(itu satu-satunya hal yang membuat kita merasa hidup)
We keep this love in a photograph
(Kita simpan cinta ini dalam foto)
We made these memories for ourselves
(kita buat kenangan-kenangan ini untuk kita sendiri)
Where our eyes are never closing
(Dimana mata kita tak pernah tertutup)
Hearts are never broken
(Hati tak pernah patah)
And time's forever frozen still
(Dan waktu selamanya membeku)
So you can keep me
(Jadi kau bisa menyimpanku)
Inside the pocket of your ripped jeans
(Di dalam saku celana robekmu)
Holding me closer 'til our eyes meet
(Mendekapku lebih dekat sampai mata kita bertemu)
You won't ever be alone, wait for me to come home
(Kau tak akn pernah sendiri, tunggu aku pulang)
Loving can heal, loving can mend your soul
(Mencinta bisa menyembuhkan, mencinta bisa menyembuhkan jiwamu)
And it's the only thing that I know, know
(Dan hanya itu hal yang kutahu)
I swear it will get easier,
(Aku janji semua akan lebih mudah)
Remember that with every piece of you
(Ingat bahwa dengan setiap kepingan dirimu)
Hm, and it's the only thing we take with us when we die
(Hm, dan itu satu-satunya hal yang kita bawa saat kita mati)
Hm, we keep this love in this photograph
(Hm, kita simpan cinta ini dalam foto ini)
We made these memories for ourselves
(kita buat kenangan-kenangan ini untuk kita sendiri)
Where our eyes are never closing
(Dimana mata kita tak pernah tertutup)
Hearts are never broken
(Hati tak pernah patah)
And time's forever frozen still
(Dan waktu selamanya membeku)
So you can keep me
(Jadi kau bisa menyimpanku)
Inside the pocket of your ripped jeans
(Di dalam saku celana robekmu)
Holding me closer 'til our eyes meet
(Mendekapku lebih dekat sampai mata kita bertemu)
You won't ever be alone
(Kau tak kan pernah sendiri)
And if you hurt me
(Dan jika kau melukaiku)
That's okay baby, only words bleed
(Tak apa kasih, hanya kata-kata berdarah)
Inside these pages you just hold me
(Di dalam halaman ini kau tetap mendekapku)
And I won't ever let you go
(Dan tak akan pernah kubiarkan kau pergi)
Wait for me to come home
Wait for me to come home
Wait for me to come home
Wait for me to come home
You can fit me
(Kau bisa menaruhku)
Inside the necklace you got when you were sixteen
(Di dalam kalung yang kau dapat saat usiamu 16 tahun)
Next to your heartbeat where I should be
(Di dekat detak jantungmu dimana harusnya kuberada)
Keep it deep within your soul
(Jaga itu dalam-dalam di jiwamu)
And if you hurt me
(Dan jika kau melukaiku)
That's okay baby, only words bleed
(Tak apa kasih, hanya kata-kata berdarah)
Inside these pages you just hold me
(Di dalam halaman ini kau tetap mendekapku)
And I won't ever let you go
(Dan tak akan pernah kubiarkan kau pergi)
When I'm away, I will remember how you kissed me
(Saat ku jauh, aku akan ingat bagaimana kau menciumku)
Under the lamppost back on Sixth street
(Di bawah tiang lampu dibelakang jalan keenam)
Hearing you whisper through the phone,
(Mendengarkan bisikanmu melalui telepon)
"Wait for me to come home."
(Tunggu aku pulang)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar